Minggu, 19 Agustus 2012

Klinik Tong Fang Dinilai Sesat dan terlalu berlebihan dalam promosi

Beberapa waktu terakhir ini iklan pengobatan tradisional sangat marak di televisi, salah satunya iklan Klinik Tong Fang. Dengan promosi iklan yang cenderung berlebihan, membuat klinik Tong Fang itu diberi peringatan karena dianggap menyalahi perundangan periklanan yang ditetapkan Kementerian Kesehatan RI. Iklan seharusnya jangan berlebihan karena bisa membuat masyarakat menjadi irasional. Dilansir oleh beritasatu.com, Kaukus Dokter Nusantara meminta Departemen Kesehatan dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengawasi dan menertibkan klinik kesehatan yang menjanjikan kesembuhan tanpa didukung data dan penelitian sahih. "Jadi, kalau di dalam ilmu kedokteran dan kesehatan tidak boleh menjanjikan kesembuhan. Karena yang menentukan kesembuhan itu Tuhan. Kami sebagai sebagai dokter dan pengobatan tradisional hanya sebagai media atau perantara," kata Pimpinan Kolektif Kaukus Dokter Nusantara, Dr. Adi Pramafitri, kepada Beritasatu.com, Minggu (12/8). Menurut Adi, iklan klinik pengobatan yang menjanjikan kesembuhan, seperti Tong Fang dikhawatirkan menyesatkan masyarakat. Iklan harus proporsional dan berdasarkan penelitian yang sahih. Bukan hanya sekadar tes timoni. Jangan karena dibayar, menyajikan testimoni belaka. Terjadi ketidakadilan kalau iklan itu terus dibiarkan. Karena kalangan dokter dilarang beriklan, sementara pengobatan tradisional banyak iklannya. "Praktik klinik seperti itu banyak. Ada ratusan di seluruh Indonesia. Seperti di daerah Jatinegara atau Matraman itu banyak. Mereka menawarkan penyembuhan penyakit katarak tanpa operasi. Belum lagi ahli khitan. Mereka memasang papan reklame dengan bahasa promosi. Sudah sejak lama itu, biasanya klinik-klinik pengobatan India dan Cina. Klinik itu biasanya beriklan di radio atau koran-koran. Kalau di televisi jarang, karena biayanya mahal," katanya. Adi mengatakan, sebenarnya pengobatan tradisional itu diperbolehkan, karena diatur dalam Undang-undang No 36 tahun 2009. Ada juga komplementary Medicine, yaitu memadukan pengobatan konvensional dengan tradisional. Namun, harus didukung penelitian dan data yang akurat. Menurutnya, diperlukan r egulasi lebih lanjut untuk mengawasi pengobatan tradisional. Misalnya untuk sinshe, perlu diatur siapa yang mengaudit cara pengobatannya. Menindaklanjuti berbagai laporan terhadap iklan klinik Tong Fang, Kasudin Kesehatan Jakarta Utara mengatakan, dari segi bahan baku obat maupun pendirian kliniknya, Tong Fang memang telah mengantongi izin. Namun, iklan Klinik Tong Fang yang selama ini beredar di media massa maupun media elektronik telah menyalahi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1787/Menkes/Per/XII/2010 tentang Iklan dan Publikasi Pelayanan Kesehatan, serta Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 386/Men.Kes/SK/IV/1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Tradisional. Dalam iklan itu sebelumnya terdapat kalimat-kalimat testimoni yang berlebihan seperti memuja-muja kliniknya. Selain klinik Tong Fang, terdapat sejumlah pengobatan tradisional lainnya yang membuat iklan serupa dengan Tong Fang. Dijelaskan pula kalau KPI tidak bisa berbuat apa-apa jika tidak ada laporan dari masyarakat yang komplain. Sumber "http://bacajuga.blogspot.com/2012/08/nasib-klinik-tong-fang-yang-dinilai.html" Sumber: http://kodokoala.blogspot.com/2012/08/klinik-tong-fang-dinilai-sesat.html#ixzz242pCLI2h
Read More ->>

Sabtu, 18 Agustus 2012

Mariah Carey - We Belong Together

Read More ->>

Pergi ke Kantor dengan Telanjang Bikin Heboh Penumpang Kereta

London - Para pengguna kereta bawah tanah di London dikejutkan dengan penampilan dua pria dan dua wanita yang melenggang bugil di tengah keramaian pada pagi hari. Mereka hanya menggunakan sepatu dan menutupi kelamin mereka dengan tas seakan hendak berangkat kerja. Keempat orang tanpa busana ini bertingkah laku seperti tidak ada apa-apa. Padahal, orang-orang di dalam kereta maupun di stasiun memelototi mereka dengan penuh tanda tanya. Dua pria dan dua wanita yang tampil telanjang tersebut sedang mempromosikan serial televisi baru di Virgin TV, The Naked Office. Acara ini menampilkan para pekerja yang bergelut untuk mengubah keberuntungan mereka di pekerjaan. Acara dengan enam seri ini menyelidiki apakah bekerja tanpa busana bisa membuat para pekerja melucuti hambatan hubungan kerja mereka sehingga meningkatkan produktivitas dan menebarkan nilai-nilai positif. Ahli perubahan perilaku, Steven Suphi, mengatakan ada keuntungan dari ide tersebut. “Bagi kebanyakan orang di Inggris, pergi bekerja tanpa busana adalah sesuatu yang sangat menakutkan,” ujar Suphi. “Saya yakin proses ekstrem ini akan membantu mereka menembus hambatan-hambatan yang mereka miliki dan membangun tim yang solid yang mempercayai rekan kerja lain sehingga bisa ikut bekerja tanpa busana,” lanjut Suphi. sumber : http://www.tempo.co
Read More ->>
Diberdayakan oleh Blogger.

Pages